Wah, aku tambahin yang ini karena lagi hot-hot banget berita tentang Shell di Indonesia. Jadi sekalian bahas juga sejarah logonya yang ternyata punya cerita keren.

Tahun 1964, Shell ngajak empat desainer top dunia buat bikin logo baru: Raymond Loewy (Prancis), Yusaku Kamekura (Jepang), FHK Henrion (Inggris), sama Karl Gerstner (Swiss). Targetnya? Logo yang modern, gampang dipakai di mana aja, dan bisa nyatuin brand Shell di seluruh dunia.
Masing-masing desainer kerja sendiri-sendiri, tanpa tahu konsep orang lain. Intinya mereka fokus nyederhanain bentuk kerang (scallop) biar gampang dipakai di pom bensin, kapal tanker, sampai papan iklan.
Desain Loewy akhirnya yang menang—pakai outline merah tebel biar kontras, dan itu dites lebih dari 100 kali sampai dapet bentuk yang scalable. Kamekura sama Gerstner sempet eksperimen bikin font custom, tapi hasilnya malah keliatan ketinggalan zaman. Henrion juga ikutan dengan pendekatan corporate identity khas dia, tapi dokumentasinya minim.
Akhirnya, simbol minimalis bikinan Loewy tanpa teks yang dipatenin tahun 1971 jadi logo utama Shell. Simpel, jelas, dan bisa dipahami semua orang di seluruh dunia.